Monday 20 June 2016

Perempuan Dalam Sejarah IAIN Ar-Raniry


Insitut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar-Raniry resmi berdiri pada tanggal 5 Oktober 1963. Kemudian pada tanggal 5 Oktober 2013 IAIN Ar-Raniry berubah menjadi UIN Ar-Raniry yang juga di kenal dengan nama Universitas jantong hate Rakyat Aceh. Lahirnya IAIN Ar-Raniry  sebagai lembaga pendidikan Tinggi Agama Islama di Aceh merupakan hasil kebulatan tekad pemerintahan dan rakyat Aceh yang sejak lama mencita-citakan dan memperjuangkan adanya sebuah perguruan tinggi islam di samping perguruan tinggi umum.
  Ketika di resmikan Pada tanggal 5 Oktober 1963 IAIN Ar-Raniry telah memiliki tiga fakultas, yaitu fakultas Syari'ah, Tarbiyah, dan Ushuluddin. Selanjutnya beberapa tahun kemudian bertambah dua fakultas lagi, yaitu Fakultas Dakwah dan Fakultas Adab.
   Secara tersurat tampak bahwa partisipasi perempuan dalam proses pendirian lembaga pendidikan tinggi islam yang pertama di Aceh sangat kurang. Kondisi ini juga di tunjukkan oleh sejarah bahwa dosen-dosen yang mengajar pada awal berdirinya IAIN Ar-Raniry adalah laki-laki semua. Kemudian sekitar tahun 1966, baru ada satu orang dosen perempuan, Dra. Fathimah Hamzah, yang mengajar di IAIN Ar-Raniry. Beliau adalah dosen perempuan pertama yang mengajar di fakultas Tarbiyah.
   Minimnya jumlah dosen perempuan yang mengajar pada   masa awal berdirinya IAIN Ar-Raniry di sebabkan karena Daerah Aceh mengalami keterlembatan dalam bidang pendidikan karna kondisi daerah yang selalu mengalami konflik, baik itu konflik yang terjadi karena peperangan maupun pemberontakan. Kondisi  pendidikan rakyat Aceh pada masa itu sangat jauh dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Indonesia.
    Selain itu rendahnya parsitipasi perempuan Aceh dalam pembangunan IAIN Ar-Raniry juga di sebabkan oleh belum tersedianya lembaga pendidikan tinggi di Aceh, karena untuk dapat melanjutkan pendidikan  islam ke jenjang yang lebih tinggi mereka perlu merantau keluar Aceh dan hal itu sangat tergantung pada kemampuan ekonomi keluarga. Kondisi ini berimplikasi kepada tidak adanya sumber daya dosen perempuan di Aceh pada awal pendirian pendidikan tinggi islam IAIN Ar-Raniry.

3 comments: