Wednesday 28 September 2016

Foto Masa Kecil Ahok Gubernur Jakarta


Inilah salah satu foto masa kecil Gubernur Jakarta Ahok Purnomo.
Hehe selamat menilai dalam hati diri sendiri.
Sungguh di sayangkan kalau umat islam di jakarta salah memilih pemimpin untuk kedepan ini.
Pilihlah sesuai syariat....

Thursday 22 September 2016

Rakyat Aceh Diabetes Karena Sering Menelan Janji-Janji Manis Para Pemimpin



Aceh memang menyimpan segudang masalah. Ditengah kompleksitas perekonomian, keotonomian, dan kemiskinan, enam calon kepala daerah bertarung menebar janji akan membersihkan semua masalah yang membelit Nanggroe Aceh Tanoh metuah ini. Menyimak beragama janji muluk yang disampaikan keenam calon kanidat, muncul pertanyaan di benak warga: "apa mereka semua hanya sekedar janji manis?"
Karna sudah terbukti pertama berjanji kemudian hari tidak banyak yang mereka lakukan, sehingga Rakyat Aceh sangat banyak mengalami Diabetes karena menelan janji-janji manis para pemimpin.

Enam petarung gencar berlomba merebut simpati 5,7 juta Rakyat Aceh sebagai pemilik hak pilih dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) nanti. Dari beragam program yang dijanjikan, semua pasangan sering menyebut pembangunan untuk kebaikan warga, kemajuan pendidikan, terciptanya perdamaian yang indah, melanjutkan hasil kerja, ingin membangun Aceh lebih berkompeten, mempersatukan ulama dan umara.

Semua pasangan Semakin lantang berjanji untuk menempatkan warga dalam prioritas pembangunan Aceh jika mereka terpilih nanti. Fenomena kemiskinan dan permasalahan warga miskin pun tidak luput dari sasaran kampanye mereka.

Silahkan para pemimpin yang akan datang kalian berjanji, tetapi jangan kalian campakkan rakyat setelah terpilih nanti, karena sudah sangat banyak rakyat Aceh menderita, AM, GAM, DOM, DI TI, STUNAMI, DLL. Dan kami selaku rakyat memintak agar jangan kalian tambahan musibah lebih besar lagi bagi  rakyat yaitu penyakit Diabetes Karna janji manis kalian.

Wednesday 21 September 2016

Peradaban Islam dan Zaman 1001 Malam



Abad ke 8. Benua eropa masih terbenam dalam 1.000 tahun kegelapan, kemiskinan, dan terbelakang. Akan tetapi sebuah kota di jazirah Arab, Bagdad, seperti sebuah kota dari dunia lain. Sebuah negeri dongeng, negeri "1001 malam" yang sangat makmur dengan kekayaan yang nyaris tidak terbayangkan. Bagdad adalah sebuah pusat imperium yang sangat berkuasa kala itu, kekhalifahan Abbasiyah. Negeri tempat Sinbad, Aladin, dan sang raja bijaksana, Harun Al Rashid tinggal di kota itu dihiasi singasana megah, yang keindahannya melebihan istana bangsa Romawi.

Bagdad dan peradaban Abbasiyah adalah pusat dunia. Pedagang-pedagang dari berbagai penjuru dunia seperti Cina, India, Swedia di ujung Eropa, bahkan kepulauan Nusantara bertemu di pusat pelabuhan di sungai Tigris yang sangat ramai. Para intelektual nya adalah manusia-manusia paling cerdas di muka bumi. Kata-kata ilmu pengetahuan bahasa inggris yang di gunakan sekarang, Algebran, Algorithm (sistem flowchart yang juga digunakan program komputer), Zero, Chemical (alchemy), dan banyak lainnya berasal dari bahasa Arab. Bukti bahwa ilmu pengetahuan manusia mencapai salah satu puncak di masa itu.

Banyak yang menyangka
Robot pertama diciptakan oleh sang genius Leonardo da Vinci di tahun 1495. Tapi lihat ini di Wikipedia. Di tahun 1206, seorang ilmuwan bernama Al-Jazari sudah menciptakan sebuah ”mesin” yang bisa bergerak-gerak menggunakan tenaga air berbentuk manusia.

Ini, adalah salahsatu Robot pertama dalam sejarah manusia. Khususnya adalah robot pertama yang diprogram secara mekanis, the first programmable humanoid robots. Robot-robot ini berbentuk musisi yang secara otomatis bisa memainkan alat musik bila dihidupkan. Lihat di Wikipedia : Robot, History of Robots. Para ilmuwan Islam sudah membuatnya jauh sebelum Leonardo Da Vinci.

Penemuan "Hukum Gravitasi Universal" oleh Newton (Principia, 1687) dianggap sebagai salahsatu puncak tertinggi dari seluruh eskalasi kecerdasan spesies manusia. Tapi lihat juga ini di Wikipedia. Seorang ilmuwan bernama Muhammad Ibn Musa di abad 9 sudah menciptakan hipotesis akan adanya suatu Daya Tarik raksasa dalam pergerakan benda-benda luar angkasa. Ilmuwan Islam bahkan sudah mendahului Newton.

Ilmuwan Islam abad 9 sudah menemukan sebuah komputer? Lihat Wikipedia : Computer. Dan ini juga ditemukan oleh Al-Jazari, yang menciptakan robot pertama.

Alatnya bernama Castle Clock, atau Jam Istana. Ini adalah alat besar yang sangat rumit dan kompleks, yang tentu tidak hanya menunjukkan jam, tapi juga menunjukkan zodiak, orbit matahari dan bulan secara akurat. Jam ini juga diprogram untuk menyesuaikan perubahan panjang waktu antara siang dan malam yang berubah setiap tahun. Dan uniknya setiap jam dari dalam jam besar ini akan keluar orang-orang/manekin.

Tuesday 20 September 2016

Aplikasi PULSA Gratis



Langkah pertama:
Klik to link ini : http://invite.coin-monster.com/tnk/kkc.friend.main?url_no=QB5Y2&type=&lang=en

Atau boleh buka "Play Store" dan cari aplikasi (Coin Moster)

Kemudian Pasang Aplikasi Coin Moster
Setelah itu kawan-kawan masuk boleh lewat Facebook atau gmail sendiri.

Kedua: kalian harus isi jenis kelamin dan tanggal lahir masing-masing.
Ketiga: di rekomendasikan (Reja80)

Dan setuju
Setelah masuk makan kalian akan mendapat pulsa atau coin.
Selamat mencoba

Aceh Sebagai Wilayah Studi Sejarah Masa Lampau



Aceh memainkan peran yang sangat penting dalam sejarah Samudera India karena posisinya dalam situasi geografis. Sumber-sumber sejarah tertulis yang cukup banyak memungkinkan kita untuk merekonstruksi beberapa bagian dari sejarah dua kesultanan di daerah ini: pertama, Kesultanan Samudera Pasai antara akhir abad ketigabelas dan awal abab keenambelas, dan kemudian, Kesultanan Aceh sendiri. Sumber-sumber ini menyimpan informasi hubungan anatara Aceh dengan daerah-daerah lain sepanjang presisir Samudera India.
Kita tau ada hubungan antara Pasai dan Gujarat karena ada 12 makam monumen dari marmer putih yang diukir sedemikian indah yang ditemukan di Pasai. Monumen ini di impor dari Cambay (Gujarat), tempat monumen-monumen tersebut di ukir, meskipun beberapa tulisan tambahan dibuat di Pasai. Bukti-bukti dokumentasi menunjukkan kehadiran orang-orang dari Samudera India ke wilayah Aceh cukup meningkat pada abad keenambelas. Seperti  dalam informasi yang terdapat pada hikayat Raja Pasai dalam teks melayu menyebutkan pada akir abad keempatbelas atau awal abad limabelas menyebutkan ada datangnya kapal dagang dari Kling, di India Utara, ketika Sultan Malikul Saleh berkuasa, yang beliau diketahui meninggal pada tahun 1297 berdasarkan dari batu nisan makam beliau. dokumentasi-dokumentasi tertulis, hal ini bukan saja dapat memberi tahu kita negara-negara mana yang datang ke Aceh akan tetapi sampai kepada jenis-jenis barang dagang apa saja yang di bawa.
E. Edwards McKinnon adalah orang pertama yang memubliskan informasi mengenai situs Teluk Lambaro. Sejak 1988, beliau telah menyebutkan keberadaan serpihan-serpihan keramik Cina, yang paling awal dari abad ketigabelas.
Pantai Barat Aceh juga memiliki permukiman yang disebut dalam berbagai naskah kuno, teks Armenia, misalnya, menyebutkan pelabuhan K'rout, terletak secara tentatif di dekat Lhok Kruet sekarang dan Nagara kertagama menyebut permukiman barat, yang mungkin berada pada kota yang sama dengan Daya, disebut kan dalam catatan Portugis abad keenambelas. Catatan Portugis juga menyebutkan kota Singkel dan Mancopa - sebuah kerajaan yang mungkin berada di dekat Meulaboh pada periode yang sama.
Banyak sumber-sumber yang menyatakan eratnya kerja sama antara Turki dan Aceh pada abad keenambelas ini dapat kita lihat di rekaman Muhimme ynag dikeluarkan oleh Divan-I Humayun (Dewan Imperial Turki Usmani), beberapa diantaranya ada dalam bentuk terbitan. Dokumentasi resmi ini menyatakan adanya kedatangan utusan dari Aceh ke istanbul dan meminta bantuan peralatan militer dari Turki, juga persiapan kunjungan angkatan laut Turki ke Sumatra untuk mendukung Aceh pada tahun 1567. Mengenai hubungan pada abad kesembilanbelas, sumber Turki Usmani mengacu pada kedatangan delegasi Aceh di Istanbul pada 1851 dan 1873. Sumber-sumber ini datang dari berbagai kantor pemerintah, dan menyebutkan pembaharuan atas janji loyalitas Aceh pada abad keenambelas dan permintaan bantuan perlindungan Aceh kepada kekaisaran Turki Usmani.

Sunday 18 September 2016

Pertentangan Antara Ulama dan Uleebalang


Satu hal yang tidak dapat di bantah bahwa dalam mematangkan suasana untuk meletus menjadi peristiwa berdarah pada tanggal 21 September 1953, ialah pertentangan antara Uleebalang dan Ulama, sebelum perang Pasifik meletus telah mengkonsolidasikan diri dalam suatu perkumpupan yang bernama Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA). Sebenarnya pertentangan uni sudah berakar dalam sejarah sejak berabad-abad tetapi terpendam sekian lama di dalam batin kedua golongan ini, sampai kepada beberapa waktu sebelum pecah perang Dunia kedua. Pada waktu itu pertentangan yang sudah berabad-abad itu terpendam muncul menjadi.pertentangan yang terbuka, walaupun belum terjadi sebuah bentrokan.
Untuk dapat kita mengerti dengan jalan pertentangan antara dua golongan ini baiknya saya terangkan secara ringkas arti dan kedudukan Uleebalang dalam Masyarakat Aceh, serta hubungan mereka dengan penduduk, demikian proses dari pertentangan antara kedua golongan ini dalam sejarah Aceh.
Dalam masyarakat Aceh ulama merupakan orang yang disegani karena ilmu yang dimilikinya sehingga menjadi contoh teladan yang memberi pendapat buat masyarakat untuk menanyakan berbagai permasalahan mengenai agama, yang mengambil keputusan dikala masyarakat melakukan perkara (hakim) dan urusan yang menyangkut kehidupan sosial yang terdapat dalam masyarakat. Di dalam kerajaan aceh yaitu pada masa Ali mungqayatsyah ulama yang menjadi mufti yaitu Hamzah fansuri, masa Sultan Iskandar muda ulama yang menjadi mufti Syamsuddin as-sumantrani, Sultan Iskandar Tsani ulama yang menjadi mufti Nurdin Ar-Raniry dan Ratu Safiatuddin ulama yang menjadi mufti syekh abdu rauf As-Singkili. Semua mereka adalah ulama yang mempunyai tugas sebagai penasehat atau yang memberi bimbingan kepada raja dikala raja mengambil sebuah keputusan. Keputusan tersebut berlaku dalam segala bidang, baik dalam pemerintahan, pogram-pogram dan adat-istiadat. Disamping itu hubungan ulama di dalam masyarakat sangat dekat emosionalnya dari pada umara. Kedekatan tersebut di pengaruhi oleh ilmunya yang tinggi dan ulama juga lebih mengerti tentang keadaan masyarakat. Sementara kalau ditingkat desa, ulama berperan sebagai penasehat bagi pemimpin desa (gheuchik), yang memberi pendidikan/ guru agama buat masyarakat, yang mengatur pembagian zakat, yang menikahkan setiap pasangan ketika kawin, mendamaikan orang yang bertengkar juga sebagai orang yang memandikan mayyit dikala ada salah seorang dari warga masyarakat yang meninggal. Jadi kalau kita melihat dari peran ulama di atas, ulama sangat besar kewajibanya di bandingkan umara dalam hubungan sosial kemasrakatan. Dalam mewujudkan sebuah pembangunan atau urusan kesejahtraan masyarakat antara ulama dan pemimpin saling bekerja sama, hal ini dapat kita lihat pada ulama-ulama dalam abad ke 19. Dalam bidang pertanian yaitu Teungku Chik di pasi, Teungku di Bambi, Teungku Chik di Ribee dan Teungku di Trueng Campli, mereka ini telah membangun irigasi dan lueng  (saluran), sehingga areal persawahan di Pidie mendapat pengairan.

Mengenai Uleebalang, uleebalang merupakan raja di Negara-negara bagian. Seperti di kerajaan Daya, kerajaan Samudra Pasai, dan Pedir. Sebelum masuknya Belanda ke Aceh, sistem berokrasi pemerintahan memeliki corak sistem Negara bagian/ Otonom. Dimana Aceh terdiri dari Negara-negara kecil, seperti yang tersebut di  atas, namun tetap tunduk dan berada di bawah payung kerajaan Aceh Darussalam yang berpusat di banda Aceh. Uleebalang adalah wakil Sultan di Negerinya. Namun dalam posisi sebagai kepala Negeri, yang diterima secara turun temurun menurut adat ia merupakan raja di Negerinya. Dalam bidang tetentu ia mempunyai hak otonom yang seluas luasnya yang diserahkan kepadanya oleh sultan. Akan tetapi semenjak terjadinya hubungan dengan para pedagang eropa melalui perdagangan, para pedagang ini tidak saja berhubungan dengan sultan, melainkan juga ada yang berniaga langsung dengan raja-raja kecil di pantai utara dan barat. Kadang kala hubungan dagang itu terjadi antara saudagar Aceh dengan pedagang dari Barat. Dalam hal demikian para uleebalang berfungsi sebagai pemungut cukai. Memang secara de jure, uleebalang diangkat dengan surat pengangkatan ( Sarakata) dari sultan yang di bubuhi cap sikureung.  Sarakata ini dinilai tinggi bagi kedudukan dan dianggap sebagai sumber pelindungan dari uleebalang terhadap rakyatnya. Secara fungsi, dalam buku Perang Dijalan Allah, uleebalang bertugas menjalankan pemerintahan, politik dan juga pemilik modal dengan sebutan Peutua Pangkai yang meminjamkan uang kepada para petani melalui perantara yang disebut Peutua Seuneubok para uleebalang juga berdagang dengan luar negeri. Berdasarkan sarakata mereka bebas dalam import dan eksport barang-barang dari pelabuhanya. Namun lambat laun mereka menyalah gunakan sarakata yang diberikan sultan kepadanya. Uleebalang juga memaksa masyarakat untuk menjualkan lada-lada tersebut ke pihak nya dengan harga murah dan mereka menjualnya ke penang dengan harga lebih mahal. Secara tidak langsung ini meruapakan monopoli dagang terhadap masyarakat. mereka membuat masyarakat sangat menderita demi tercapainya kepentingan mereka.disamping itu mereka juga menjadi tangan kanan belanda dalam menumpaskan gerilyawan gerilyawan di aceh. Bahkan mereka memamaksa uleebalang-uleebalang yang masih memperjuangkan kemerdekaan untuk menyerah dan bergabung bersama belanda, seperti yang dilakukan Habib Abdurrahma.

Friday 16 September 2016

Sejak Kapan Politik Ada?



Politik merupakan salah satu aktivitas manusia terpenting sepanjang sejarah manusia. Dengannya, manusia saling mengelola potensi yang berserakan di antara mereka; saling bersinergi dalam satu tujuan yang sama; saling memahami dalam perbedaan yang ada; juga saling menjaga peraturan yang di sepakati bersama. Ada yang dipimpin, ada yang memimpin, ada yang memikirkan seseret konsep mutakhir, ada pula yang merealisir. Semua ini aktivitas umat manusia.

Namum, saat kata 'politik' bergandeng dengan islam saat benderanya berkibar di langit-langit pemikiran, saat suara para pembaru muslim yang meneriakkan 'sistem politik islam' melengket memasuku pendengaran generasi muda, mengubah pola pikir. Sesaat itu jiwa perjuangan lahir untuk membasmi kezaliman yang ada di bumi.

Secara bahasa, politik dalam bahasa arab disebut as siyasah berarti mengelola, mengatur, memerintah, dan melarang sesuatu. Atau secara defenisi berarti prinsip-prinsip dan seni mengelola persoalaan publik, sebagaimana di jelaskan oleh kamus hukum dalam Ensiklopedia Ilmu Politikn.

Dalam referensi Barat, politik juga berarti pengelolaan urusan manusia, politik dalan bahasa inggris adalah Policy, versi Prancis adalah Politique, namum aslinua berasal dari bahasa Yunani yaitu police, defenisi politik sangat berangam, tergantung kecendrungan dan sudut pandang seriap pemikir. Bahkan ada yang mendefenisikan dengan the art of possible, karena luasnya domain politik.

Namum persoalannya apakah yang di maksud politik? Jika istilah politik telah ada sejak zaman Yunani kuno, atau lebih lama lagi, lalu sejak kapan istilah itu bergandeng dengan kata islam?

Sunday 11 September 2016

Islam Masuk ke Aceh Tanpa Peperangan



Pada masa kedatangan agama Islam, penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang Arab dibantu oleh para pedagang Persia dan India. Abad ke 7 Masehi merupakan awal kedatangan agama Islam.  baru sebagian kecil penduduk yang bersedia menganutnya karena masih berada dalam kekuasaan raja-raja Hindu-Budha.

Sejarah masuknya Islam ke Aceh dan proses penyebarannya berlangsung dalam waktu yang lama yaitu dari abad ke 7 sampai abad ke 13 Masehi. Selama masa itu, para pedagang dari Arab, Gujarat, dan Persia makin intensif menyebarkan Islam di daerah yang mereka kunjung terutama di daerah pusat perdagangan. Di samping itu, para pedagang Aceh yang sudah masuk Islam dan para Mubaligh juga ikut berperan dalam penyebaran Islam di berbagai wilayah Indonesia. Akibatnya, pengaruh Islam di Indonesia makin bertambah luas di kalangan masyarakat terutama di daerah pantai.

Islam pertama sekali mendarat di negeri Samudera Pasai Aceh, proses masuknya islam ke Samudera Pasai tidak harus berperang, walaupun kita mengetahui watak orang Aceh di identik dengan Keras, tidak mau kalah, tidak mau di atur,tetapi islam masuk dengan damai tanpa tumpah darah,  masuknya Islam sangat cepat di terima karena orang Aceh berfikir islam agama tanpa banyak mengahabiskan biaya, karena posisi masyarakat Aceh waktu itu sangat miskin dan fakir di sebabkan Aceh di kuasai oleh kerajaan Hindu dan Budha, sangat jauh berbeda masuknya islam ke Andalusia atau sekarang di sebut Spayol mana kala islam masuk ke Spayol  berdasarkan peperangan yang sangat besar, masuknya islam ke Turky juga dari hasil peperangan melawan Konstatinopel, Aceh sebaliknya, masayarakat Aceh dengan bangga menerima islam dengan hati yang tulus, mengamalkan segala anjuran islam sehingga Aceh ini di gelar dengan "Seramoe Mekkah".
Islam masuk ke Aceh tanpa paksaan, tanpa sogokan, tanpa kehancuran, tanpa penindasan, islam masuk ke Aceh dengan CINTA.

Friday 9 September 2016

Lebaran Di Negeri Rantau



Ya!! Kita tau apa arti dari lebaran itu, ketika lebaran datang semua orang bersuka dawa dalam menyambut hari besar itu, bahkan jauh sebelum hari kemenangan datang kita sudah mempersiapkan segala hal demi merayakannya.
Sekolah-sekolah mulai di liburkan dalam beberapa hari, anak-anak pondok pesantern bergegas pulang sambil menyapa orang tua di rumah, kantor dinas tutup, karyawan Bank menikmati liburan mereka bersama keluarga di kampung halaman, Tak kunjung kita lupakan orang perantauan terbang ke pondok pendiaman masing-masing sambil menikmati segelas teh hangat dari keluarga tercinta.

Sangat sedikit yang kita ingat bahwa bagaimana hati dan rasa orang-orang perantauan yang tidak pulang, mana kala mereka rindu akan teh manis buatan bunda lantas mereka hanya bisa mendengar suara lewat telpon sambil menanyakan kabar tentang keluarga, tanpa tatapan, pelukan, bercerita riang bersama.
Hati orang perantau sangat karuan, mereka menghayal akan lebaran di rumah, banda mereka di tempat orang tapi hati dan jiwa mereka melayang terbang ke kampung halaman.
Wahai para pejuang di negeri rantau....
Janga bersedih....
Teruslah bekarya...
Suatu saat engkau akan kembali ke Nanggroe ini dengan penuh kesenangan...
Aminnn...

Salam untuk anak rantau

Orang yang merantau selalu memikirkan tentang bekal apa yang akan dia bawa manakala telah tiba saatnya pulang kampung.

Wednesday 7 September 2016

Wanita Dalam Sejarah Peperangan Aceh


Pada masa Belanda menyerang Samalanga ada wanita Pocut Meuligo dan adiknya Teuku Chik Samalanga. Pocut Meuligo, "Srikandi Aceh" pernah mewakili sebagai Uleebalang Samalanga dan memimpin langsung perperangan pada saat Belanda menyerang tiga kali ke Samalanga yang di pimpin oleh Panglima perang Jenderal Van Der Heijden. Dalam tiga kali serangan itu Belanda mengalami kegagalan total dan menderita korban yang banyak  juga kerugian yang tidak sedikit. Jenderal Van Der Heijden sendiri menderita luka parah dan mata kirinya buta ditembus peluru pejuang Aceh.

Armada "Inong Bale"
Pada zaman pemerintahan Sultan Alaidin Ri'ayat Syah (1589-1604). Di bentuk sebuah armada yang sebagian prajuritnya terdiri dari janda-janda (Inong Bale) pahlawan yang telah gugur. Armada ini di namakan dengan "Armada Inong Bale" (Angkatan Laut "Wanita Janda), di bawah pimpinan Laksamana Malahayati-seorang pahlawan wanita yang telah berjasa kepada kerajaan.
Malahayati merupakan figur yang banyak muncul dalam cacatan penulis asing dan bangsa Indonesia sendiri. Malahayati menjadi Panglima Angkatan Perang kerajaan Aceh pada masa pemerintahan  (1589-1604). Ia mendapat kepercayaan menjadi orang nomor satu dalam militer dari sultan karena keberhasilannya memimpin pasukan wanita. Ia berasal dari keturunan sultan. Ayahnya, Mahmud Syah, seorang laksamana. Kakeknya dari garis ayahnya, juga seorang laksamana bernama Muhammad Said Syah, putra Sultan Salahuddin Syah yang memerintah tahun 1530-1539. Sultan Salahhuddin sendiri putera Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513-1530) pendiri kerajaan Aceh Darussalam. Dilihat dari asal keturunannya, darah meliter berasal dari kakeknya. Pembentukan pasukan wanita yang semuanya janda yang disebut Armada Inong Bale itu merupakan ide Malahayati. Maksud dari pembentukan pasukan wanita tersebut, agar para janda tersebut dapat menuntut balas kematian suaminya. Pasukan ini mempunyai benteng pertahahanan. Sisa–sisa pangkalan Bale Inong masih ada di Teluk Kreung Raya.

 Cut Nyak Meutia menyongsong pasukan Belanda yang dipimpin oleh Mosselman. Satu peluru di kepala dan dua di tubuhnya merubuhkan wanita yang digambarkan berparas cantik, kulit kuning berambut panjang. Ia tewas tangal 25 Oktober 1910 di hulu Sungai Peutoe setelah pengejaran yang melelahkan oleh pasukan elit Belanda. Cut Muetia lahir tahun 1870. Ayahnya, Teuku Ben Daud, seorang uleebalang Pirak yang setia terhadap Sultan Aceh, Muhammad Daud Syah. Ibunya bernama Cut Jah. Ia mempunyai empat saudara laki-laki. Cut Meutia tumbuh menjadi gadis cantik dan bertubuh indah dengan pembawaan yang lembut. Pesonanya sesuai dengan namanya Muetia yang diartikan Mutiara. Kecantikan dan kehalusan budinya membuat dirinya menjadi primadona.

Pocut Baren lahir di Tungkop. Ia putri seorang uleebalang Tungkop bernama Teuku Cut Amat. Daerah uleebalang Tungkop terletak di Pantai Barat Aceh. Suaminya juga seorang uleebalang yang memimpin perlawanan di Woyla. Pocut Baren merupakan profil wanita yang tahan menderita, sanggup hidup waktu lama dalam pengembaraan di gunung dan hutan belantara mendampingi suaminya. Ia disegani oleh para pengikut, rakyat dan juga musuh. Ia berjuang sejak muda dari tahun 1903 hingga tahun 1910.

Ia memimpin pasukannya di belahan barat bersamaan dengan Cut Nyak Dien ketika masih aktif dalam perjuangan. Ia telah mempersiapkan dirinya – bila kelak ditinggalkan oleh suaminya dan sudah tahu apa harus diperbuat nantinya. Ketika suaminya tertembak Belanda, tidak membuat Pocut Baren mundur. Semangatnya malah semakin menggebu.

Suatu penyerangan besar-besar dibawah pimpinan Letnan Hoogers, meluluhkan benteng pertahanan Pocut Baren. Kaki Pocut Baren tertembak dan dibawa ke Meulaboh. Selama ditawan di Meulaboh, luka tembaknya tidak kunjung membaik. Kemudian Pocut Baren dibawa ke Kutaraja untuk dilakukan pengobatan lebih intensif. Namun, dokter memutuskan kakinya diamputasi. Selama dalam tawanan, Pocut Baren diperlakukan dengan baik. Sebagai penghargaan atas dirinya, Belanda menghadiahkan sebuah kaki palsu untuknya – yang didatangkan khusus dari Belanda. Ia wafat tahun 1933. Meninggalkan rakyatnya yang sangat mencintainya.

Pocut Meurah Intan seorang puteri bangsawan dari kalangan Kesultanan Aceh. Ayahnya Keujruen Biheue berasal dari keturunan Pocut Bantan. Pocut Meurah menikah dengan Tuanku Abdul Majid, salah seorang anggota keluarga Sultan Aceh. Ia seorang pejabat bea cukai pelabuhan yang gigih menantang kehadiran Belanda. Dari pernikahannya dengan Tuanku Abdul Majid, Pocut Meurah mendapat tiga anak laki-laki. Belanda mencatat, bahwa Pocut Meurah salah satu figur dari Kesultanan Aceh yang paling anti Belanda. Dalam laporan kolonial (Koloniaal Verslag) tahun 1905, sampai tahun 1904, satu-satunya tokoh dari kalangan Kesultanan Aceh yang belum menyerah dan tetap bersikap anti terhadap Belanda adalah Pocut Meurah Intan. Semangat anti Belanda yang teguh itulah yang diwariskannya pada puteranya sehingga mereka bersama-sama dengan pejuang Aceh lainnya menentang Belanda. Ia bercerai dengan suaminya karena Tuanku Abdul Majid menyerahkan diri kepada Belanda. Lalu ia mengajak anak-anaknya terus berperang. Dua diantara anaknya, Tuanku Muhammad Batee dan Tuanku Nurdin, kemudian menjadi terkenal sebagai pemimpin pergerakan.